Dapat tiket nonton gratis dari sahabat. Sayang expirednya sudah dekat. Besok! Terpaksa hari ini juga tiket tersebut langsung dipakai. Ketika sampai ke gedung bioskop, film yang dituju seperti Paddington sudah habis. Film Annie (remake) yang diinginkan putri saya adanya malam hari dan film Seventh Son yang saya ingin lihat juga jamnya masih lama. Sisanya film dewasa yang gitu deh,… Bingung.
Akhirnya si Mbak di loket menawarkan, “Bu bagaimana kalo nonton I FINE THANK YOU LOVE YOU”. Ini namanya serakah atau aji mumpung, tapi tiket besok hangus. Ya sudah saya setuju untuk menonton film itu! Dalam hati nggak banyak berharap soalnya ini film Thailand. Bahasanya nggak tahu. Jujur dari negara tetangga, saya paling nggak minat dengan Thailand. Karena saya mendengar bahasanya sangat susah dan jarang orang Thailand pandai berbahasa Inggris. Maleslah! Judul filmnya aja udah salah gramatically.
Lalu masuklah kita ke bioskop. Waktu pertama mulai adegannya langsung sang tokoh berbahasa Inggris dan sangat fasih. ‘Hlo,… kok kamu pinter bahasa Inggris, Wuk?’ dalam hati saya heran sama si cantik orang Thai itu. Waduh ternyata ceritanya si cewek itu adalah guru bahasa Inggris di Thailand.
Nah, dia ngajari cewek Jepang sampai pintar bahasa Inggris dan apply pindah bekerja ke Amerika. Si cewe Jepang bilang sama gurunya, “Miss kamu kasih tahu ke cowok saya orang Thailand yang nggak bisa bahasa Inggris, bahwa saya mau putus dengan dia.” Si gurunya heran, “Hlo, .. kamu orang Jepang, pacaran dengan orang Thailand tapi nggak pake bahasa Inggris? Lalu pakai bahasa apa?” Terus si gadis Jepangnya (diperankan Sora Aoi – pemain film dewasa asal Jepang) senyam-senyum, “Nggak perlu pake bahasa perlunya tidur seranjang saja…” Gubrags! Okay, disini saya jadi agak nggak enak sama putri saya. Lompat pada adegan lain.
Ternyata si cowok Thailand itu marah sama si guru. “Gara-gara les bahasa Inggris sama kamu, cewek Jepangku kabur ke Amerika dan ninggalin aku. Sekarang kamu harus ajarin aku bahasa Inggris juga. Aku mau nyusul kesana!” Lalu akhirnya si cowok itu maksa jadi muridnya si guru yang bernama Miss Pleng. Hubungan guru dan murid ini dirajut cantik hingga akhirnya si guru jatuh cinta pada muridnya si cowok Thailand yang pemarah dan kasar.
Okay, ceritanya memang ya gitu deh,…garuk-garuk kepala. Memang ceritanya dangkal. Sepertinya begitu saja. Tetapi yang membuat film ini menarik adalah unsur komedi situasi romantis yang digarap total. Acting semua pemeran dalam film ini abis-abisan lucunya. Bagaimana si guru ketakutan melihat si cowok Thai yang kasar. Bagaimana si cowok Thai susah sekali berbahasa Inggris dengan lidah Thai-nya yang cadel dan nggak jelas.
Tapi acting Ice (Preechaya Pongthananikorn) yang berperan sebagai guru dan acting Sunny (Sunny Suwanmethanon) yang berperan sebagai cowok Thai murid, patut diacungi jempol. Film ini layak tonton bukan karena ceritanya tetapi karena acting dan penggarapannya benar-benar menghibur. Dari awal hingga akhir yang namanya tertawa tiada henti. Semua pelakon pandai memainkan mimik dan laku kocak. Walau memang ada beberapa adegan yang kurang pas tapi secara keseluruhan layak tonton. Biasanya saya bosan nonton film tema cinta-cintaan anak muda gak jelas. Tapi yang ini lucu!
Menonton film ini membuat saya teringat masa SMA dan kuliah dulu ketika cinta sedang jaya-jayanya. Ketika hidup isinya naksir atau ditaksir orang. Dengan kesibukan yang menduga-duga ‘panah cupid’ akan melesat dan mendarat dimana? Cocok untuk menyambut hari Valentine. Guru bahasa Inggrisnya jangan dibayangkan ibu guru kacamata, bersanggul, ubanan dan cowok Thai-nya adalah mas-mas yang biasa nambal ban. Bukan kayak gitu. Guru bahasa Inggrisnya cantik, elegan, tinggal di condominium, naik mobil mewah, ditaksir cowok lain yang kaya-raya.
Dan cowok Thai-nya blasteran Perancis-Thai. Yah, karakter-karakter yang dipakai memang memiliki kombinasi wajah yang bikin manusia-manusia biasa di bumi seperti kita jadi linglung jika bertatap muka. Saking cantik dan gantengnya. Saya langsung berkomentar pada putri saya, “Ih,.. kalau Mama bisa bikin cerita yang romantis dan imut kayak gini buat novel lucu juga kali yaaa?” Lalu putri saya menjawab cepat, “Makanya Mama jangan kebanyakan baca buku orang dewasa Ma,… baca buku tuh yang muda, yang segar dan remaja. Biar dapat ide gitu.” …Haduh, gubrags lagi deh! Kalau Mama disuruh mengulang masa remaja di usia eng ing eng…. Tertatih! (Terima kasih Mira W, terima kasih Marga T denganmu aku melewati masa remaja)
*** Winda
Tidak ada komentar